di bumi perantauan
dikepung rumah batu kongkrit
dan kebudayaan parah
hingga lupa hari dan tanggal.
Wajah-wajah tak pernah senyum
lintasan-lintasan kereta simpang siur
pejalan-pejalan bagai tergesa-gesa
lampu-lampu mengenangkan lembah kemiskinan iman
wanita-wanita menghimpitkan nafas kewarasan.
Aku menjadi kering disini
rindukan bumi asal
keramahan manusia dan nyanyian alam
kepercayaan kukuh dan nikmat kesyukuran
tahu batas hidup dan mati
tahu batas hitam dan putih.
Aku menjadi kering disini
berfikir dalam kemisterian rindu.
Karya : Nahmar Jamil.
Sumber : Antologi Puisi Titian Zaman.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan